Menes,
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR di Aula Perguruan Mathla’ul Anwar (MA) Pusat Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Jumat, 19 Agustus 2022. Sosialisasi tak hanya dihadiri warga dan para guru, hadir pula Wakil Ketua Umum PBMA. Babay Sujawandi, Sekretaris Jenderal PBMA Jihaduddin M.Pd, serta jajaran pengurus organisasi, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Mengawali sosialisasi, Yandri menguji pengetahuan para peserta tentang hafalan Pancasila, sejarah UUD, dan pengetahuan lainnya mengenai wawasan kebangsaan. Sosialisasi berjalan lancar dalam suasana yang meriah, segar, dan tidak kaku.
Dalam pemaparan, Yandri mengungkapkan MA mempunyai peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Sebagai organisasi yang lahir pada tahun 1916, di Menes, Pandeglang, organisasi ini telah banyak berkontribusi pada bangsa, negara, dan masyarakat.
“Sejarah bangsa tak lepas dari dinamika MA. Banyak tokoh yang terlahir dari organisasi yang kepengurusannya tersebar di seluruh Indonesia ini,” ujar alumni Universitas Bengkulu itu.
Diakui organisasi yang sejak 1936 sudah melakukan muktamar itu mempunyai potensi yang luar biasa. Dirinya ingin MA lebih maju, lebih baik, dan tidak dipandang sebelah mata. Diharapkan tokoh-tokoh MA percaya diri dan lebih meningkatkan kontribusi kepada bangsa, negara, dan masyarakat untuk politik kebangsaan.
“Untuk itu jangan alergi pada politik. Sebab tanpa politik yang benar bangsa ini akan porak poranda,” katanya, menambahkan.
Terkait wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh MA, Yandri menyebut tak perlu diragukan lagi. “Dalam hymne MA menyebut kata Pancasila. Wawasan kebangsaan bagi MA sudah selesai,” ujarnya.
Atas pemahaman wawasan kebangsaan MA dan kontribusi yang telah diberikan kepada bangsa, negara, dan masyarakat, membuat dirinya mengingatkan kepada pemerintah agar memperhatikan keberadaan organisasi yang memiliki berbagai badan otonom itu.
Meski politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak ragu akan wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh warga MA, dia tetap mengingatkan agar mereka mengimplementasikan Pancasila dalam keseharian. Bila Pancasila diamalkan maka perasaan iri, dengki, hasut, senang melihat orang susah, susah melihat orang senang, dan menyebar berita hoax, tidak akan terjadi.
“Di MA, hymne yang ada menyebut Pancasila, maka hal yang demikian harus dijadikan teladan. Putra putri MA harus merawat nilai-nilai Empat Pilar MPR,” tuturnya.
Sebagai ideologi yang sudah tertanam, dirinya mengajak kepada semua untuk menjaga Pancasila. Ideologi ini, kata dia, lahir dari kesepakatan para founding fathers di mana di antara mereka adalah dari kalangan ulama.
Sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, budaya, dan tersebar dari Sabang sampai Merauke, Indonesia merupakan bangsa yang beragam. Keberagaman yang ada menurut Yandri harus dihargai. Sebagai negara kesatuan, seluruh warga Indonesia bisa tinggal di mana saja.
“Orang Lampung bisa tinggal di Banten, Orang Banten bisa tinggal di Lampung”, ujarnya. Bila semua berjalan sesuai dengan Empat Pilar MPR maka dirinya yakin harmoni bangsa akan tercipta.***